Senin, 18 Agustus 2008


what we said guy's??? "BAJINGAN ALAM GA'IB!!!!"

Senin, 30 Juni 2008

biarkan seperti adanya idealisme itu berjalan..

entah apa lagi yg tidak dipolitisir saat ini..
buat rekan - rekan,..para caver,..biarkan mengalir idealisme - idealisme murni kalian,..suasana rentan dengan politis - mempolitisir,..biarlah lorong - lorong yg kita susuri gelap seperti adanya,..biarlah gemericik air mengalir seperti apa adanya,.dan biarlah kelelawar - kelelawar terbang tanpa membawa "warna bendera",..
( artikel ini bukan merupakan bentuk pembatasan kemerdekaan berfikir,.namun tak lebih hanya sekedar ungkapan keprihatinan penulis terhadap situasi dan kondisi saat ini,..)

ISKF

Sabtu, 28 Juni 2008

Sejarah speleologi di Indonesia

Di Indonesia kegiatan speleologi, tercatat dimulai pada tahun 1982 dengan datangnya berbagai tim speleologi dari Ingris dan Perancis. Saat itu sebuah kelompok ahli hidrogeologi dan sebagian adalah anggota British Cave Researche Association, datang di kawasan karst Gunung Sewu atas undangan dari pemerintah daerah untuk mensurvey sunga-sungai bawah tanah dan gua-gua. Tak kurang dari 250 gua telah disurvey dan dipetakan.
Berikutnya juga wilayah-wilayah lain di Indonesia, seperti Kalimantan dan Sulawesi, mulai dikunjungi oleh tim Perancis.
Menyusul berdiri Specavina di Indonesia sekitar tahun 1980, yang disitu ada Dr. RKT KO, yang kemudian mendirikan HIKESPI, dan Norman Edwin, seorang pendaki gunung yang legendaris. Pada tahun 1984 berdirilah Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia dan beberapa kelompok penelusuran gua di seluruh wilayah Jawa dan Bali, diantaranya adalah:
JSC, Jakarta Speleo Club
DSC, Denpasar Speleogical Club
BSC, Bogor Speleological Club
Scala, Speleo Club Malang
ASC, Yogyakarta
Di tahun 1992 di Yogyakarta berdiri suatu forum tukar menukar informasi dan pengetahuan dalam bidang caving dan speleologi. Forum itu disebut Arisan Caving Yogyakarta, yang sampai sekarang masih aktif mengadakan pertemuan-pertemuan dan kegiatan bareng.
Di Semarang tahun 1996, berdirilah forum yang sama di fasilitasi oleh Unit KSDA Jawa Tengah. Forum ini disebut KSS, Koordinasi Speleologi Semarang.
Beberapa tahun kemudian, di sekitar Surakarta, berdirilah Forum Caving Surakarta

sejarah speleologi

Kata speleology diambil dari bahasa yunani yaitu spelaion= gua, dan logos= ilmu. Menurut catatan, John Beaumont, seorang ahli bedah dari Somerset, Inggris, yang juga dikenal sebagai ahli pertambangan dan geologi amatir, sebagai orang yang pertama menuruni sumuran (potholing) pada tahun 1674. Dia menuruni sumuran sedalam 20 meter dan emnemukan ruangan sepanjang 20 meter, lebar 3 meter dan ketinggian plafon 10 meter, dengan menggunakan penerangan lilin. Menurut catatan Beaumont merangkak sejauh 100 meter dan enemukan jurang (internal pitch). Ia mengikat pada tali di tubuhnya dan minta diulur sedalam 25 meter dan mengukur ruangan dalam gua tersebut. Ia melaporkan penemuan ini ke Royal Society, lembaga pengetahuan Inggris.Kemudian Johann Weichard Frh. von Valvasor dari Slovenia, mendiskripsikan gua-gua antara tahun 1670-1680. Tak kurang dari 70 gua, dia membuat peta dan menerbitkannya. Semenjak munculnya publikasi mengenai gua, semakin banyaklah orang memasuki gua.
Sekalipun sejak abad 17 orang sudah mulai menjadikan gua sebagai obyek petualangan dan hanya pada kalangan terbatas, baru pada abad 19, muncul resmi ilmu speleologi atas berkat jasa Edouard Alfred Martel . Dia menciptakan metode penuh disiplin dan tertib, mengubah tata cara penelusuran gua sbelumnya dengan menstandarkan perlengkapan dan bekal yang harus dibawa.
Sewaktu kecil dia sudah mengunjungi gua Hahn di Belgia dengan ayahnya seorang ahli paleontologi, kemudian juga mengunjungi gua di Pyrreneenne di Swiss dan Italia. Pada tahun 1888 dia mulai mengenalkan penelusuran gua dengan menggunakan peralatan, pada seiap musim panas di dan teman-temannya mengunjungi gua-gua dengan membawa dua gerobak penuh peralatan dan bahan makanan serta alat fotografi. Dia juga membuat pekaian berkantung banyak yang sekarang disebut coverall. Kantung ini diisu dengan peluit, batangan magnesium, 6 lilin besar, korek api, batu api, martil,
Tahun 1889 ia berhasil menjejakkan kakinya di kedalaman 233 meter di sumuran Ranabel, Perancis. Tidak berlebihan memang jika dia kini diakui sebagai "bapak speleologi". Kemudian bermunculannya penelusur gua dan ahli speleologi lain yang terkemuka seperti Fournier, Jannel, Biret, Gaupilat dan masih banyak lagi. Baru ketika Perang Dunia I usai, muncul Robert de Joly dan Norbert Casteret yang kalibernya mampu mengimbangi Martel.
De Joly memulai kiprahnya berdasarkan pengalamannya sewaktu berdinas di Angkatan Udara. Ia menciptakan alat-alat yang terbuat dari allumunium alloy, logam campuran yang juga dipergunakan pada badan pesawat. Norbert CastereT, adalah orang yang tercatat pertama kali melakukan cave diving di tahun 1922. Bukunya yang berjudul "My Cave" dan "Ten Years Underground" mengilhami para ahli speleologi sesudahnya. Karena itulah negara Perancis dianggap sebagai kiblat dari ilmu speleologi.( by : PAK SUNU )